
Pengkhotbah pernah berkata, “ada waktu buat segala sesuatu.” Ada waktu dimana hujan dan kemarau datang, ada waktu dimana langit begitu kelam dan kelabu, namun ada waktu dimana langit itu menjadi biru. Apa yang kita alami seperti dikomando oleh yang namanya waktu dan perubahan itu kadang-kadang tidak bisa ditawar-tawar, apapun usaha dan kemampuan kita, ada beberapa keadaan yang tidak bisa kita kuasai, yang kita mampu lakukan mungkin hanya tertawa dan menangis.
Finally, after so many struggling, pergumulan yang sering membawa kepada padang gurun yang begitu kering sampai rasanya berada di lembah bayang-bayang maut, akhirnya saya memutuskan untuk melangkah, langkah yang sebenarnya berat, berat karena meninggalkan segala sesuatu yang selama ini sudah begitu familiar. Ada perasaan ragu, sedih, kehilangan sekaligus exciting on the same time. Rasa itu nano-nano saya rasakan ketika makan terakhir (perjamuan terakhir_itu istilah yang digunakan oleh Nicholas) dengan beberapa rekan yang selama ini bersama-sama di dalam pelayanan. Saya menjadi gagu dan tidak tahu harus berkata apa, selain thanks buat semuanya.
Finally, after so many struggling, pergumulan yang sering membawa kepada padang gurun yang begitu kering sampai rasanya berada di lembah bayang-bayang maut, akhirnya saya memutuskan untuk melangkah, langkah yang sebenarnya berat, berat karena meninggalkan segala sesuatu yang selama ini sudah begitu familiar. Ada perasaan ragu, sedih, kehilangan sekaligus exciting on the same time. Rasa itu nano-nano saya rasakan ketika makan terakhir (perjamuan terakhir_itu istilah yang digunakan oleh Nicholas) dengan beberapa rekan yang selama ini bersama-sama di dalam pelayanan. Saya menjadi gagu dan tidak tahu harus berkata apa, selain thanks buat semuanya.
Shakespeare selalu benar ketika ia berkata antara ada dan tiada, ketika sampai kepada kesadaran keberadaan, kita sadar bahwa ada waktu dimana menjadi tiada. Tanpa memungkiri dan mengada-ada, saya baru benar-benar menghargai arti kehadiran orang-orang yang ada disekeliling saya, sahabat-sahabat dan rekan pelayanan, ketika sadar bahwa sebentar lagi mereka tidak lagi bersama-sama dengan saya.
Tapi akhir dari semua, sebagai orang yang percaya kepada Kristus seharusnya yang penting bukan masalah tempat dan jarak, juga bukan masalah lokasi, tetapi yang penting adalah masalah iman, visi dan hati yang sama yaitu kepada Kristus dan keinginan untuk melayani dan menyenangkan hati-Nya, itu saja.